Siapapun pernah bermimpi. Ini setidaknya menurut pengetahuan dan
keyakinan saya. Entahlah sesungguhnya apakah memang benar-benar ada
orang yang hidup di dunia ini yang tidak pernah mengalami mimpi. Jika
memang benar adanya, ada orang yang tak pernah mengalami kejadian atau
pengalaman mimpi seperti ini, sungguh benar-benar mengherankan saya.
Sebagai seorang yang telah menempuh kehidupan dalam rentang waktu yang
cukup lama, saya semenjak kecil sering bermimpi. Tentunya saya bermimpi
dan masih mengingat beberapa mimpi saya, ketika saya juga telah memiliki
kesadaran yang terinsafi. Pertanyaan saya sesungguhnya adalah saya
sering kali tidak mampu membedakan antara dunia “nyata” dan dunia mimpi
saya. Sungguhpun saya telah bangun saya juga sering mengalami kejadian
yang masih seperti mimpi. Demikian pula sebaliknya. Ketika saya telah
terjaga dan merasa tidak bermimpi lagi, tiba-tiba saya dikejutkan oleh
kejadian bahwa saya kok terjaga lagi dari mimpi. Atau jangan-jangan saya
bermimpi sekarang ini. Saya sendiri sampai pada kesimpulan bahwa
sesungguhnya tidak ada argumen atau alasan yang bisa atau benar-benar
falid dan tak tergoyahkan apakah sesungguhnya kita berada di alam mimpi
atau tidak. Namun seperti imajinasinya Descartes, dengan mimpi dan
kesadaran kita atas mimpi tersebut, kita tahu bahwa kita ADA. Dengan
mimpi, saya tahu bahwa saya ADA. Seberapapun berkuasanya seseorang untuk
menyingkirkan kepercayaan bahwa saya tidak ada, tidak mampu
menghilangkan keyakinan saya bahwa saya ADA.
Apakah mimpi sekedar bunga tidur? Dalam
beberapa hal memang hal ini sepertinya benar. Namun Kata Frued mimpi itu
sebenarnya memiliki arti. Mimpi seringkali merupakan pemenuhan hasrat
kita yang tidak terlaksana di dunia nyata. Demikianlah apa yang
dikatakan oleh Frued. Walaupun tidak semua kasus mimpi memiliki kejadian
seperti yang dijelaskan oleh Frued namun ada juga mimpi yang
benar-benar cocok dengan penjelasan Frued.
Menurut Frued, mimpi bisa juga terenkripsi atau tersimbolkan. Dalam
hal ini mimpi sebagai pemenuhan kebutuhan atau hasrat tak sadar, tampil
dalam simbol-simbol tertentu. Dengan demikian perlu dilakukan
penerjemahan atas simbol-simbol tersebut agar dapat diketahui maksud
yang sebenarnya. Tafsif mimpinya Frued merupakan penjelasan mengenai
hal-hal seperti ini
Kalau ditinjau dari segi ilmiah atau sesuatu yang dapat diukur,
seseorang yang sedang bermimpi menunjukkan aktifitas otak dengan
gelombang tertentu di dalam otak yang berbeda dengan ketika kita
tersadar atau ketika tertidur lelap. Gerakan mata orang yang bermimpi
juga bisa dibaca. Rapid Eye Movement merupakan penjelasan ilmiah yang
dapat diukur dan dijadikan indikator apakah seseorang itu sedang
bermimpi atau tidak.
Ada hal yang menjadi batas pengalaman saya dalam hal mimpi khususnya
menyangkut tidur. Seberapapun kuat usaha saya untuk mengetahui kapan
saya jatuh tidur dan kemudian bermimpi saya tidak pernah sampai
mengetahuinya. Saya tertidur dan segenap pengalaman waktu saya,
pengalaman pikiran dan sensasi saya seolah-olah menghilang. Saya seperti
tidak lagi berada di dunia nyata dan entah pergi kemana. Saya
menghilang dan tiba-tiba kemudian bangkit lagi. Tidur merupakan kejadian
yang sampai saat ini selalu membuat saya terheran-heran. Sampai-sampai
saya berfikir apakah seperti ini kematian yang akan saya hadapi nanti.
Apakah mati merupakan hal yang sama dengan jatuh tertidur? Khususnya
tetidur lelap tanpa mimpi. Saya tidak tahu. Dengan demikian tidur
sebenarnya bukan merupakan pengalaman sadar kita. Ketika kita bangunlah
kita memiliki pengalaman. Tidur adalah pengetahuan, bukan pengalaman
sadar. Lalu ketika bermimpi apakah saya bangkit dari tidur atau tidak?
Bermimpi setidaknya merupakan kebangkitan semu saya dari kematian
sementara saya. Bermimpi merupakan pengalaman sadar saya seperti halnya
pengalaman di dunia nyata. Namun karena saya sering tidak bisa
membedakan mana mimpi mana kenyataan maka saya sendiri terus dihinggapi
kebingungan bagaimana sebenarnya mekanisme mimpi ini terjadi. Tentunya
penjelasan yang ingin saya peroleh bukanlah penjelasan materialistik
seperti rekaman kejadian yang ada di otak kita maupun rekaman gerakan
mata kita. Sampai saat ini mimpi selalu saja merupakan aspek yang penuh
subjektifitas. Terkadang saya bermimpi bahwa saya bukanlah seorang
Haqiqie Suluh. Tetapi seseorang yang memiliki nama dan wajah yang
lainnya. Betapa mengejutkan sering kali mimpi saya.
Ah hari ini saya ingin tidur lelap dan tak bermimpi. Karena ketika
saya tertidur lelap, saya kemudian terbangun dengan kesegaran yang
sangat saya nikmati. Saya merindukan hal itu.
Salam Mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar