"Bahasa Indonesia menurut saya adalah bahasa yang sangat indah,
seperti alunan musik. Ketika saya menyuarakan Minions dalam film Despicable Me,
saya menggunakan berbagai bahasa. Setiap kata-kata lucu saya gunakan
dengan cara menarik. Mungkin Anda mendengar saya menggunakan kata
'terima kasih'," ujarnya.
Ia mengatakan, bahasa Minions adalah campuran berbagai bahasa yang
dia sukai, seperti Spanyol, Italia, Inggris, Indonesia, dan juga Yunani.
Namun, yang lebih ditekankan adalah sonority atau resonansi suaranya sehingga tidak lugas.
"Bahasa Minions tidak bisa dimengerti, tapi diketahui dari bagaimana
suaranya, proyeksinya, bagaimana membaca kalimatnya karena semua sudah
saya tulis. Yang utama adalah penyampaiannya, bukan arti kata-katanya,"
ungkapnya.
Despicable Me 2 melanjutkan sukses film animasi Despicable Me
pada 2010. Film ini menceritakan Gru dan para Minion atau pasukan
makhluk kuning berbentuk seperti kapsul yang bekerja untuknya. Gru yang
merupakan mantan penjahat kelas kakap yang bisa mencuri bulan bertobat
dan menjadi orang baik. Hatinya terpikat tiga bocah yatim piatu, Agnes,
Edith, dan Margo.
Pada sekuel terbaru ini, cerita dibuka dengan kemunculan penjahat
lain yang mampu mencuri laboratorium pengembang zat berbahaya. Bangunan
besar itu disedot sebuah magnet raksasa, lenyap di angkasa. Pada saat
yang sama, Gru sibuk dengan kerepotan mengasuh tiga anak yang ia adopsi.
Sementara itu, para Minion dan Dr Nefario—yang dulu membuat senjata
untuk Gru—sibuk dengan uji coba produksi selai yang tak kunjung sukses.
Kesempatan kembali beraksi datang ketika Gru direkrut oleh
Badan Antikejahatan untuk mencari tahu siapa si penjahat dan
menangkapnya. Cerita berkembang menarik karena Gru jatuh hati kepada
Lucy, agen yang ditugaskan mendampinginya, padahal reputasinya berkencan
dengan perempuan sangat buruk. Di sisi lain, para Minion diculik si
penjahat.
Film ini sukses menyuntikkan emosi melalui
tiga anak perempuan Gru dan dinamika hubungan mereka dengan si ayah
yang mantan penjahat itu. Tak kalah menarik, kesuksesan teknologi
animasi membuat bukan hanya mata besar Agnes yang sangat kuat memuat
ekspresi, melainkan juga wajah-wajah para Minion yang bentuknya serupa
pil besar itu. Bentuk-bentuk yang aneh, menggemaskan. Manusiawi. Mungkin
itu yang membuat film ini mengundang tawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar