Istilah Kahyangan berasal dari bahasa Jawa
Kuno dan Bahasa Sunda yang jika dipilah menjadi ka-hyang-an,
atau bermakna "tempat tinggal para Hyang atau leluhur".
Sebelum masuknya agama Hindu dan Buddha,
masyarakat Nusantara
di pulau Jawa
dan Bali,
seperti masyarakat Sunda, Jawa,
dan Bali
sudah menganut agama pribumi berupa pemujaan terhadap arwah leluhur.
Mereka menyebut leluhur mereka dengan istilah Hyang dan tempat
tinggal mereka di alam gaib disebut kahyangan.
Dengan masuknya agama Hindu dan Buddha, maka istilah Swarga
pun dipakai berdampingan dengan istilah Kahyangan, karena Swarga
juga bermakna tempat tinggal para roh yang selama hidupnya berbuat kebaikan.
Dalam tradisi Jawa baru, istilah Kahyangan
dipakai untuk menyebut tempat tinggal para dewa dan bidadari.
Sementara istilah Swarga tetap dipakai untuk menyebut tempat tinggal
para roh yang semasa hidup bertindak penuh kebajikan sesuai dengan aturan
agamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar